Demo Tolak UU TNI di Karawang Mencekam Berujung Ricuh

 Sebuah insiden mengejutkan terjadi di titik Al Jihad, Karawang, ketika sebuah ambulans yang seharusnya digunakan untuk kepentingan medis diduga dimanfaatkan aparat untuk menangkap peserta aksi. 

Kejadian ini bermula ketika seorang korban yang mengalami sesak napas dibawa ke dalam ambulans untuk mendapatkan pertolongan. Namun, setelah korban masuk, aparat turut masuk ke dalam ambulans dan mengancam akan mengubah rute perjalanan menuju Polres, bukan rumah sakit.

Tim Humanies yang mengoperasikan ambulans sebelumnya menerima permintaan bantuan melalui pesan langsung (DM) untuk mengirim ambulans ke lokasi aksi. Namun, komunikasi dengan pihak tersebut terkesan bertele-tele. 

Setelah ditelusuri, ternyata pihak yang meminta bantuan tidak berada di lokasi aksi. Ketika ambulans tiba di lokasi, aparat sudah menunggu, memunculkan dugaan bahwa ambulans sengaja dijadikan jebakan bagi peserta aksi yang membutuhkan bantuan medis.Lebih lanjut, petugas ambulans disebut mengalami intimidasi dan dipaksa untuk membawa korban ke Polres Karawang, bukan ke fasilitas kesehatan. 

“Informasi yang kami dapatkan di dalam ambulance tersebut terdapat 7 mahasiswi, 5 orang korban yang membutuhkan pertolongan dan 2 orang lagi petugas medis mahasiswa” kata Tim Humanies pada Selasa, 25 Maret 2025.

Sebuah insiden mengejutkan terjadi di titik Al Jihad, Karawang, ketika sebuah ambulans yang seharusnya digunakan untuk kepentingan medis diduga dimanfaatkan aparat untuk menangkap peserta aksi (Foto: Istimewa)

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian terkait dugaan ini. Kejadian ini kembali menyoroti pentingnya netralitas layanan medis dalam situasi aksi massa serta perlindungan bagi tenaga medis yang menjalankan tugasnya. (rls)