Setidaknya 10 orang tewas dalam penembakan massal di Sekolah Risbergska di Orebro, Swedia, Selasa (4/2/2025) pukul 12:33 waktu setempat. Perdana Menteri Swedia menyebut insiden ini sebagai penembakan paling mematikan dalam sejarah negara tersebut, mengutip dari Al Jazeera.
Awalnya, polisi melaporkan lima orang tertembak sebelum jumlah korban meningkat menjadi sekitar 10 orang, meskipun angka pastinya belum dikonfirmasi. Hingga kini, para korban belum diidentifikasi.
Kepala polisi setempat menyatakan bahwa cakupan insiden ini sangat besar. Dari lima korban yang dirawat di Rumah Sakit Universitas Orebro, satu mengalami luka ringan, sementara empat lainnya menjalani operasi.
Dua pasien pasca-operasi dalam kondisi stabil, sedangkan satu lainnya mengalami luka serius. Pelaku penembakan diyakini termasuk di antara mereka yang tewas.
Polisi menegaskan bahwa insiden ini tidak terkait dengan aksi terorisme, meskipun motifnya masih belum jelas. Pelaku bertindak sendirian dan tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya.
Polisi tengah menyelidiki kasus ini sebagai percobaan pembunuhan, pembakaran, dan pelanggaran senjata berat. Seorang guru bernama Maria Pegado mengatakan bahwa saat kejadian, seseorang tiba-tiba membuka pintu kelasnya dan berteriak agar semua orang keluar.
Ia segera membawa 15 siswanya ke lorong dan berlari keluar, mendengar dua tembakan di belakangnya. Sementara itu, seorang saksi bernama Andreas Sundling mengatakan bahwa dirinya mendengar tiga ledakan dan teriakan sebelum berlindung di dalam kelas.
Para siswa kemudian diminta tetap di dalam kelas dan menunggu evakuasi. Perdana Menteri Ulf Kristersson menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan keluarga mereka.
aja Swedia Carl XVI Gustaf juga mengungkapkan kesedihan dan keterkejutannya atas insiden tersebut. Ia juga mengirimkan belasungkawa kepada keluarga korban dan mereka yang terdampak.(*)