Breaking News
---

Dua Desa di Kabupaten Karawang Alami Kekeringan Air Bersih

 Desa Mulangsari dan Kertasari di Kecamatan Pangkalan telah mengalami kekeringan air bersih sejak awal Juni 2024

Dua desa di Kecamatan Pangkalan telah mengalami kekeringan sejak 1 Juni 2024. Ferry Muharram, Kepala Bidang Kedaruratan dan logistik BPBD Kabupaten Karawang menyampaikan setelah mendapatkan surat laporan dari dua kepala desa tersebut, maka BPBD Karawang memberikan bantuan distribusi air.

Foto ilustrasi

“Wilayah di Kabupaten Karawang yang sudah mulai ada laporan terdampak kekeringan baru ada di Kecamatan Pangkalan di Desa Mulangsari dan Kertasari. Mulai terjadi kekeringan memang di awal Bulan Juni ini sudah terlapor, dengan laporan kepala desa dan permohonan pendistribusian air bersih,” ujarnya Senin (10/6)

Total air bersih yang telah di distribusikan sebanyak 50.000 liter. Jumlah tersebut terdiri dari 30.000 liter air untuk Desa Mulangsari dan 20.000 liter untuk Desa Kertasari. Pemberian air bersih di Desa Mulangsari telah dilakukan sebanyak 6 kali dan 4 kali di Desa Kertasari

“Total jumlah pendistribusian air bersih di dua desa itu 50.000 liter. Desa Mulangsari 30.000 dan Kertasari 20.000 liter, dalam arti Desa Mulangsari itu sudah kita distribusikan 6 rit dengan tangki air berkapasitas 5.000 liter air lalu Kertasari kita distribusikan 4 rit atau 4 kali,” tambahnya.

Ia menjelaskan berdasarkan hasil perkiraan BMKG, kekeringan ajak terjadi hingga September 2024. Selain di wilayah Pangkalan, ada 3 kecamatan lain yang menjadi titik kekeringan. Lokasi pertama di Kecamatan Tegalwaru, ke dua di Kecamatan Ciampel dan terakhir di Kecamatan Telukjambe Barat.

“Berdasarkan perkiraan BMKG dan rapat koordinasi di tingkat Jawa Barat, prediksi musim kemarau di Jawa Barat khususnya di Kabupaten Karawang mulai dari Bulan Juni dan berakhir di September. Selain Pangkalan, kalau kita melihat potensi dan penanganan bencana di tahun 2023 di Karawang itu melanda 4 kecamatan. Pertama di Pangkalan, ke dua di Tegalwaru, ke tiga Ciampel dan terakhir di Telukjambe Barat,” jelasnya

Ia mengaku telah ada langkah mengebor air tanah, namun langkah tersebut belum berhasil. Hal itu disebabkan oleh kontur tanah di wilayah sekitar. Ia menghimbau kepada semua masyarakat yang berada di wilayah kekeringan agar dapat menghemat kantong air mulai saat ini.

“Tentunya kalau di BPBD itu pertama kita memitigasi dari kejadian sebelumnya di tahun 2023, sebagian besar kekeringan mendominasi di wilayah Karawang Selatan. Ada beberapa upaya dari Pemerintah Kabupaten Karawang tapi memang belum sampai terealisasi seperti pengeboran air bawah tanah sampai saat ini belum menghasilkan karena kontur tanah di sana agak sulit. Kita tetap berupaya mendistribusikan air bersih ke beberapa wilayah yang terdampak, kita harus menghemat kantong-kantong air untuk menghadapi kekeringan saat ini,” terangnya

Kemudian BPBD pun telah menjalin kerjasama dengan PDAM Karawang dalam bentuk penyediaan sumber air bersih. Ia mengungkapkan untuk kegiatan pengeboran air akan dilakukan oleh Dinas PRKP. Pada Kamis (13/6) akan diselenggarakan rapat koordinasi penanggulangan bencana untuk mencari solusi menyelesaikan permasalahan kekeringan yang terjadi. Selanjutnya setelah rapat akan diberikan status siaga.

“Menjalin koordinasi itu dengan PDAM, sumber air bersih yang kita distribusikan bersumber dari PDAM dalam arti kerjasama berupa penyediaan air bersih dan kita yang mendistribusikan. Kalau pengeboran itu dari Dinas PRKP. Jangan sampai kekeringan ini terus terulang. Distribusi air terjadwal, pertama memang ada laporan dari desa lalu kita tindaklanjuti. Kami berencana akan melaksanakan rapat koordinasi dengan beberapa stakeholder yang terkait dengan penanggulangan bencana. Rencana kami akan rapat pada Kamis (13/6) untuk mencari solusi ke depannya. Setelah itu kita akan menetapkan status siaga kekeringan,” ungkapnya.

Meski belum menemukan solusi penanganan untuk jangka panjang, namun telah disediakan toren air untuk mengatasi pengurangan antrian masyarakat ketika proses pengisian air di Desa Mulangsari. Saat ini telah ada sebanyak 8 toren air dengan kapasitas 5.000 liter air yang disediakan di setiap jarak 1 kilometer..

“Di Desa Mulangsari sudah ada toren air hasil kegiatan dari Dinas PRKP. Ada 6 titik tempat penampung air yang berkapasitas 5.000 liter dan 2 toren dari anggaran desa. Jadi sedikit kita terbantu terkait kecepatan pendistribusian air bersih. Kita mengisi toren di sana, karena masyarakat tidak perlu mengantri jadi masyarakat mengambil dari toren saja. Kurang lebih 1 kilometer ada 1 toren air,” tutupnya (*)

Ini Penting Dibaca !!:
Posting Komentar
Tutup Iklan